Selasa, 29 September 2009

Balada Orang-orang Kalah,...!.


 Kumpulan puisi-puisi koleksi saya.
Dalam tema '' Balada Orang-orang Kalah ".
Di ambil dari Dokumentasi Saoki Hafni,
Gallery, Puisi-puisi,Balada Orang-orang Kalah, 2000 ~20007.








'' Badai 

Inikah padang penghambaan itu,..?.
Oh,begiu luas
Yang ada hanyalah angin dan butiran-butiran debu
Aku dengar suara tembang pecah di udara

Mereka nun di sana
Dalam lingakaran cahaya menari, bernyanyi dan berputar-putar
Tawa serta merta di cumbu angin
Sejenak akupun di buai
Aku tertidur...
Namun beberapa saat kemudian aku tebangun
Ketika mulai ku dengar larik-larik kesangsian,..
Secepat kilat angin itu berubah menjadi pandangan badai
Ia melilitku
Dan melemparku sejauh tiupan kapas
Aku pergi ketika Matahari pergi
Aku tak kembali ,Matahari tak kembali

" Abu "

Aku menetaskan abu di setiap perjalananku
Mereka sedang ramai menuai
Tapi aku baru belajar menanam akar
Aku coba duduk sejajar denagn mereka
Namun mereka semakin mengusirku
Lalu mereka berkata :
"....pergilah,.. di sini bukan sekumpulan Laki -laki pengecut,...!.
Dan kembalilah jika kamu sudah merasa smenang,..!.."


'' Sirkul Mahabbah ''


Ya,...robb
Tunjukanlah aku pandangan muslim sejatimu
Sebab aku tak ingin berkawan dengan Sirkul Mahabbah
Aku tak tahu apakah ini sudah keluar dari Aqidah_Mu
atau bahkan Syirik
Tapi apakah aku salah,...?.
Jika aku berusaha mencintai sepotong bulan untuk
merajai hari-hariku,...



'' Aku ''


Aku adalah aku
Aku bisa saja menjadi kamu
Aku bisa saja menjadi dia
Aku bisa saja menjadi mereka
Aku bisa saja menjadi kalian
Aku bisa saja menjadi semua yang di anggap
Terserah,..!
Tp aku bukan lah Tuhan
Dan Tuhan bukanlah aku
Aku hanya kerilil kecil di bawah tumpukan
batu - batu besar_Nya,....

 '' Bertanya Pada Musim ''

Sudah berakhirkah musim panen penuh rasa dan warna itu,.?.
Tapi.bukankah aku tak menuai apa - apa,...?.
Lantas,..dimana butir -butir benih yang ku
tabur itu tumbuh,..?.
Bukankah aku sudah mendai tanah ini,...?.
Apakah akar- akarku yang terlalu tumpul,..?
Atau terlalu keringkah tanah ini,..?.
Tapi,bukan kah sudah aku tuangkan seluruh isi sungaiku
ke tanah itu,...?.
Bukankah aku selalu menunggu,...?.

"  The 21 "

Dalam gelapmu,ku gagahi bangkumu
Dalam gelapmu,aku mencari matanya
Walau dingin,tapi aku tak butuh tungku api
Sebab di sampingku telah duduk seorang bidadari yang rela membakar
hatinya untuk mencairkan darahku kesekujur tubuhku
Ketika dua senyuman terangkul dalam satu ketakutan yang
terbentang dalam secarik kain putihmu

Tetapi,beberapa saat kemudian ladang harapanku rusak
Ketika kunang-kunang raksasamu menyala terang
Kau mendorongku
Dan menggiringku ke sebuah lorong kecil
dengan aroma bau pesing
Lalu mengusirku dalam senja ke pangkuan ibuku

Oh,..21...
Adakah ceritamu yang tak berujung ?
Sebab aku lagi tak ingin cepat - cepat pulang
Oh,..21...
Adakah tuanmu menyisakan dua bangku lagi,untuk aku
dan perempuanku,..?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar