Begitu juga kamu,.
Tak berbeda,.
Hanya saja mungkin aku lebih rajin membuat malam
Mahir mengulung langit-langitmu,
Terampil mengayam kebimbangan-kebimbangan,
lalu menjadikannya sbh selimut tidurku,
Dan pandai membuat strategi dalam pertempuran batin untuk
menikam mati perasaan di dalamnya…
Harap ini tak lebih dari sekedar hidangan di selasar mimpi,...
Merubah Fitrah jika harus menyimpulkan empat mata dlm satu tubuh
Namun aku masih seperti yg dulu,..
Aku masih mencari mata mu,..
Aku akui sajalah,...
Bahwa mulut ku cacat kata
Lidahku sudah semakin melilit,..
Tak lagi bisa mengucap pelangi,..
Mungkinkah ku muntahkan saja di jalanan,.?.
Dan membiarkan pejalan kaki yg melintas membawanya
di hadapanmu,..
Lalu meninggalkan jejak’y disana
Agar engkau tahu bhw di rimba mimpi itu
masih ada sseorang yg tersesat melawan arah mataangin
untuk mencari matamu,..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar