SEANDAINYA UNTA BERSAYAP
Suatu hari, Nashruddin berdiri dihadapan khalayak; memberikan petuah kepada mereka. Dia berujar," Wahai kaum muslimin, kalian hendaknya memanjatkan puja dan puji ke hadirat Allah Swt, yang tidak menciptakan unta bersayap.
Kalau saja unta itu memiliki sayap dan dapat terbang,tentu ia akan senang bertengger di atap rumah kalian, sehingga rumah itu runtuh dan menimpa kepala kalian."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BINTANG DI NEGERI KAMI SEPERTI BINTANG DINEGERI KALIAN
Suatu ketika, di sela-sela nasihatnya,
Nashruddin berkata, "Wahai kaum muslimin, sesungguhnya cuaca di negeri kami tidaklah berbeda sedikit pun dengan cuaca di negeri ini." Orang-orang lalu bertanya kepadanya, "Bagaimana Anda dapat membuktikannya?". Dia menjawab,"Sesungguhnya bentuk dan jumlah
bintang yang ada dilangit negeri kalian serupa sekali dengan bentuk dan jumlah bintang yang ada dilangit negeri kami,AgSyahr.Oleh karena itu, cuacanya pun sama."-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Suatu hari, Nashruddin berdiri dihadapan khalayak; memberikan petuah kepada mereka. Dia berujar," Wahai kaum muslimin, kalian hendaknya memanjatkan puja dan puji ke hadirat Allah Swt, yang tidak menciptakan unta bersayap.
Kalau saja unta itu memiliki sayap dan dapat terbang,tentu ia akan senang bertengger di atap rumah kalian, sehingga rumah itu runtuh dan menimpa kepala kalian."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BINTANG DI NEGERI KAMI SEPERTI BINTANG DINEGERI KALIAN
Suatu ketika, di sela-sela nasihatnya,
Nashruddin berkata, "Wahai kaum muslimin, sesungguhnya cuaca di negeri kami tidaklah berbeda sedikit pun dengan cuaca di negeri ini." Orang-orang lalu bertanya kepadanya, "Bagaimana Anda dapat membuktikannya?". Dia menjawab,"Sesungguhnya bentuk dan jumlah
bintang yang ada dilangit negeri kalian serupa sekali dengan bentuk dan jumlah bintang yang ada dilangit negeri kami,AgSyahr.Oleh karena itu, cuacanya pun sama."-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KAMAR MANDI DIATAS MENARA
Suatu hari, Nashruddin masuk kekamar mandi. Lantaran suasana begitu hening dan sunyi, dia mencoba bernyayi.Ternyata, dia kagum dengan suaranya sendiri,sehingga dia berbicara sendiri bahwa seseorang tidak boleh kikir dengan kenikmatan suaranya yang indah untuk
dapat dinikmati oleh saudarasaudaranya sesama muslim.
Setelah keluar dari kamar mandi, dia segera menuju masjid jami dan langsung naik ke atas
menara. Kemudian dia melantunkan beberapa lagu pujian yang biasa dilantunkan pada saat azan zuhur. Orang-orang yang berada di sekitar masjid pun bingung dan terkejut, mendengar lantunan suara Nashruddin yang sangat sombong dan tak enak didengar.
Salah seorang di antara mereka memanggilnya dan berkata, "Hai bodoh,celaka kamu! Mengapa kamu mengejutkan banyak orang dengan lantunan suaramu yang sangat buruk itu dan bukan pada waktunya?"
Nashruddin pun menjawab dari atas menara, "Wahai saudaraku, seandainya ada orang yang mau berbaik hati dan dermawan, kemudian dia membangunkan untukku sebuah kamar mandi di atas menara ini, tentu akan kuperdengarkan padamu suaraku yang indah dan lebih merdu
ketimbang kicau burung gelatik." -------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Suatu hari, Nashruddin masuk kekamar mandi. Lantaran suasana begitu hening dan sunyi, dia mencoba bernyayi.Ternyata, dia kagum dengan suaranya sendiri,sehingga dia berbicara sendiri bahwa seseorang tidak boleh kikir dengan kenikmatan suaranya yang indah untuk
dapat dinikmati oleh saudarasaudaranya sesama muslim.
Setelah keluar dari kamar mandi, dia segera menuju masjid jami dan langsung naik ke atas
menara. Kemudian dia melantunkan beberapa lagu pujian yang biasa dilantunkan pada saat azan zuhur. Orang-orang yang berada di sekitar masjid pun bingung dan terkejut, mendengar lantunan suara Nashruddin yang sangat sombong dan tak enak didengar.
Salah seorang di antara mereka memanggilnya dan berkata, "Hai bodoh,celaka kamu! Mengapa kamu mengejutkan banyak orang dengan lantunan suaramu yang sangat buruk itu dan bukan pada waktunya?"
Nashruddin pun menjawab dari atas menara, "Wahai saudaraku, seandainya ada orang yang mau berbaik hati dan dermawan, kemudian dia membangunkan untukku sebuah kamar mandi di atas menara ini, tentu akan kuperdengarkan padamu suaraku yang indah dan lebih merdu
ketimbang kicau burung gelatik." -------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BERIKAN SEMBILAN DIRHAM
Suatu malam, Nashruddin bermimpi; dia memperoleh uang sebanyak sembilan
dirham dari seseorang, sebagai ganti sepuluh dirham yang dimintanya. Lalu, keduanya pun
berselisih dan bertengkar. Setelah lama berdebat,iba-tiba Nashruddin terbangun dari tidurnya, namun tidak menemukan sepeser uang pun ditangannya.Karena sangat menginginkan uang itu, dia pun marah-marah dan mencela diri. Kemudian,dia kembali berbaring di atas tempat tidur untuk melanjutkan tidurnya dan menutupi sekujur tubuhnya dengan selimut. Lantas dia mengkhayalkan musuhnya itu. Sembari mengulurkan tangannya, Nashruddin berkata, "Berikan uang yang sembilan dirham itu padaku dan jangan khawatir."-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KELUAR DARI KUBURAN
Suatu hari, Nashruddin bertamasya kesebuah negeri dan sampailah dia di sebuah pekuburan. Dari arah berlawanan, dia melihat sekelompok penunggang kuda yang sedang menuju ke arahnya. Dia pun ketakutan. Tiba-tiba, terlihat olehnya sebuah kuburan tua yang terbuka. Terlintas di benaknya untuk bersembunyi di dalam kuburan itu. Nashruddin pun melepas bajunya dan kemudian masuk ke dalamnya. Ketika para penunggang kuda tersebut menghampiri Nashruddin, terlihatlah oleh mereka Nashruddin yang sedang berada di dalam
kuburan itu dalam keadaan setengah telanjang. Mereka heran melihat tingkah laku Nashruddin yang aneh itu. Mereka pun bertanya, "Hai, apa yang sedang kau lakukan di dalam kuburan itu?" Sesaat,Nashruddin pun bingung untuk menjawab pertanyaan mereka itu. Dia kemudian mendapat akal dan berkata, "Aku adalah penghuni kuburan ini dan aku sudah bosan tinggal di sini. Aku telah meminta izin kepada Tuhanku untuk keluar sebentar dan pergi jalan-jalan. Tuhanku telah memberiku izin." Orang-orang berkuda itu pun terbahak dibuatnya, lalu meninggalkan Nashruddin begitu saja.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
AKU SENDIRI SEDANG MEMIKIRKAN ITU
Suatu hari, saat pemilik kebun buah dan sayur sedang bepergian, Nashruddin masuk ke kebun itu dan memetik bebuahan dan sayuran yang dapat diraih tangannya, hingga tas yang dibawanya penuh dengan buah dan sayur. Ketika hendak keluar, terlihat oleh Nashruddin pemilik kebun yang baru pulang. Dia pun bingung dan ketakutan. Pemilik kebun itu berkata padanya, "Apa yang yang sedang kau lakukan di sini?" Dengan gagap, Nashruddin menjawab, "Badai telah membawa dan menjatuhkanku di tempat ini, karena marah padaku.
"Pemilik kebun itu kembali bertanya, "Baik, lalu siapa yang memetik semua yang ada dalam
tasmu itu?" Nashruddin menjawab "Angin kencang telah mempermainkanku; ia membawaku ke sana kemari dan aku pun berusaha berpegangan pada apapun yang dapat kupegang, sehingga tanganku menarik buah dan sayuran ini."
Kemudian, pemilik kebun itu bertanya kembali, "Baik, lalu siapa yang meletakkan semua
itu ke dalam tasmu itu?" Nashruddin tak menjawab pertanyaan itu, namun dia berkata,
"Aku sendiri sedang memikirkan itu. Akujujur padamu bahwa aku memang sedang mencari jawabannya sejak pertama aku melihatmu, namun aku belum menemukannya."-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Suatu malam, Nashruddin bermimpi; dia memperoleh uang sebanyak sembilan
dirham dari seseorang, sebagai ganti sepuluh dirham yang dimintanya. Lalu, keduanya pun
berselisih dan bertengkar. Setelah lama berdebat,iba-tiba Nashruddin terbangun dari tidurnya, namun tidak menemukan sepeser uang pun ditangannya.Karena sangat menginginkan uang itu, dia pun marah-marah dan mencela diri. Kemudian,dia kembali berbaring di atas tempat tidur untuk melanjutkan tidurnya dan menutupi sekujur tubuhnya dengan selimut. Lantas dia mengkhayalkan musuhnya itu. Sembari mengulurkan tangannya, Nashruddin berkata, "Berikan uang yang sembilan dirham itu padaku dan jangan khawatir."-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KELUAR DARI KUBURAN
Suatu hari, Nashruddin bertamasya kesebuah negeri dan sampailah dia di sebuah pekuburan. Dari arah berlawanan, dia melihat sekelompok penunggang kuda yang sedang menuju ke arahnya. Dia pun ketakutan. Tiba-tiba, terlihat olehnya sebuah kuburan tua yang terbuka. Terlintas di benaknya untuk bersembunyi di dalam kuburan itu. Nashruddin pun melepas bajunya dan kemudian masuk ke dalamnya. Ketika para penunggang kuda tersebut menghampiri Nashruddin, terlihatlah oleh mereka Nashruddin yang sedang berada di dalam
kuburan itu dalam keadaan setengah telanjang. Mereka heran melihat tingkah laku Nashruddin yang aneh itu. Mereka pun bertanya, "Hai, apa yang sedang kau lakukan di dalam kuburan itu?" Sesaat,Nashruddin pun bingung untuk menjawab pertanyaan mereka itu. Dia kemudian mendapat akal dan berkata, "Aku adalah penghuni kuburan ini dan aku sudah bosan tinggal di sini. Aku telah meminta izin kepada Tuhanku untuk keluar sebentar dan pergi jalan-jalan. Tuhanku telah memberiku izin." Orang-orang berkuda itu pun terbahak dibuatnya, lalu meninggalkan Nashruddin begitu saja.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
AKU SENDIRI SEDANG MEMIKIRKAN ITU
Suatu hari, saat pemilik kebun buah dan sayur sedang bepergian, Nashruddin masuk ke kebun itu dan memetik bebuahan dan sayuran yang dapat diraih tangannya, hingga tas yang dibawanya penuh dengan buah dan sayur. Ketika hendak keluar, terlihat oleh Nashruddin pemilik kebun yang baru pulang. Dia pun bingung dan ketakutan. Pemilik kebun itu berkata padanya, "Apa yang yang sedang kau lakukan di sini?" Dengan gagap, Nashruddin menjawab, "Badai telah membawa dan menjatuhkanku di tempat ini, karena marah padaku.
"Pemilik kebun itu kembali bertanya, "Baik, lalu siapa yang memetik semua yang ada dalam
tasmu itu?" Nashruddin menjawab "Angin kencang telah mempermainkanku; ia membawaku ke sana kemari dan aku pun berusaha berpegangan pada apapun yang dapat kupegang, sehingga tanganku menarik buah dan sayuran ini."
Kemudian, pemilik kebun itu bertanya kembali, "Baik, lalu siapa yang meletakkan semua
itu ke dalam tasmu itu?" Nashruddin tak menjawab pertanyaan itu, namun dia berkata,
"Aku sendiri sedang memikirkan itu. Akujujur padamu bahwa aku memang sedang mencari jawabannya sejak pertama aku melihatmu, namun aku belum menemukannya."-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MANISAN DAN PUKULAN
Suatu hari, Nashruddin pergi jalanjalan ke kota Qauniyyah. Dia lalu masuk ke sebuah toko yang khusus menjual manisan. Tanpa berkata apa-apa, Nashruddin mendekati salah satu nampan manisan di toko itu. Sambil membaca Bismillahirrahmanirrahim, dia pun mencicipinya. Melihat tingkah-laku Nashruddin itu, sang pemilik toko menegurnya seraya berkata, "Alangkah beraninya kamu, makan harta orang lain tanpa seizin pemiliknya!" Nashruddin seolah tak mendengar teguran itu. Dia tak perduli dan terus menikmati manisan
itu. Tidak lama kemudian, penjual manisan itu mengambil sebuah tongkat dan memukulkannya ke tubuh Nashruddin. Namun, Nashruddin tidak peduli dan terus saja makan. Bahkan, dia makan semakin cepat. Setelah merasa kenyang, dia pun berhenti lalu berkata, "Semoga Allah memberkahipenduduk kota Qauniyyah ini; yang suka menyuguhi manisan kepada tamunya, namun juga memukulinya."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
JUMLAH PUASA BERDASARKAN JUMLAH BATU
Ketika bulan Ramadhan tiba, terlintas dalam benak Nashruddin untuk membeli sebuah pot guna menghitung jumlah hari-hari puasa yang telah berlalu; yaitu meletakkan satu batu ke dalam pot setiap harinya,sehingga tidak salah dalam menghitung jumlah hari dan tidak bergantung pada hitungan orang lain. Tidak lama kemudian, anak perempuannya yang masih kecil melihat perbuatan yang biasa dilakukan ayahnya itu. Dia lalu berusaha meniru sang ayah guna meringankan beban pekerjaan ayahnya itu. Karenanya, dia pun memasukkan batu ke dalam pot tersebut sebanyak-banyaknya hingga penuh.Beberapa saat kemudian, orang-orang yang lewat di depan rumah Nashruddin menanyakan padanya; berapa lama sudah mereka berpuasa. Nashruddin pun berkata kepada mereka, "Tunggu sebentar, akan kutunjukkan pada kalian jawaban yang benar." Tergopoh-gopoh, Nashruddin masuk ke
rumahnya dan membongkar pot itu serta menghitung jumlah batu yang ada di dalamnya.
Ternyata,jumlahnya bertambah hingga 120 batu.Dia berkata dalam hati, "Bila kukatakan dengan jujur jumlah batu yang ada dalam pot ini kepada mereka, tentu mereka akan menyangkaku bodoh.
Aku harus membaginya menjadi dua!". Kemudian, Nashruddin keluar menemui
mereka dan berkata, "Ini adalah hari ke-60 bulan Ramadhan...."
Mereka pun tertawa seraya berkata,"Mungkinkah jumlah hari bulan Ramadhan bertambah?" Nashruddin pun berkata, "Celaka kalian! Aku telah bantu kalian, namun kalian menghinaku. Andai kukatakan jumlah sebenarnya menurut hitungan batu yang ada dala mpot itu, maka hari ini adalah hari yang ke-120 bulan Ramadhan. Karena itu, terimalahdengan puas jawaban yang kusampaikan pada kalian; itulah yg terbaik bagi kalian."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MENJUAL TELUR
Suatu hari, terlintas dalam benak Nashruddin untuk berdagang. Lalu, dia membeli sejumlah besar telur dengan harga satu girish untuk setiap sembilan telurnya. Namun, dia men jualnya seharga satu girish untuk setiap sepuluh telurnya; lebih murah dari harga belinya.
Seseorang berkata kepadanya sembari mengejek, "Dagang macam apa itu, tak memberi
keuntungan!" Namun, Nashruddin malah menjawab, "Keuntungan bukanlah syarat dalam perdagangan.... Aku cukup senang bila temantemanku berkata bahwa aku adalah pedagang yang laris."
Sumber : Canda ala Sufi, Nashruddin oleh Nurul Huda Karim MR
Suatu hari, Nashruddin pergi jalanjalan ke kota Qauniyyah. Dia lalu masuk ke sebuah toko yang khusus menjual manisan. Tanpa berkata apa-apa, Nashruddin mendekati salah satu nampan manisan di toko itu. Sambil membaca Bismillahirrahmanirrahim, dia pun mencicipinya. Melihat tingkah-laku Nashruddin itu, sang pemilik toko menegurnya seraya berkata, "Alangkah beraninya kamu, makan harta orang lain tanpa seizin pemiliknya!" Nashruddin seolah tak mendengar teguran itu. Dia tak perduli dan terus menikmati manisan
itu. Tidak lama kemudian, penjual manisan itu mengambil sebuah tongkat dan memukulkannya ke tubuh Nashruddin. Namun, Nashruddin tidak peduli dan terus saja makan. Bahkan, dia makan semakin cepat. Setelah merasa kenyang, dia pun berhenti lalu berkata, "Semoga Allah memberkahipenduduk kota Qauniyyah ini; yang suka menyuguhi manisan kepada tamunya, namun juga memukulinya."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
JUMLAH PUASA BERDASARKAN JUMLAH BATU
Ketika bulan Ramadhan tiba, terlintas dalam benak Nashruddin untuk membeli sebuah pot guna menghitung jumlah hari-hari puasa yang telah berlalu; yaitu meletakkan satu batu ke dalam pot setiap harinya,sehingga tidak salah dalam menghitung jumlah hari dan tidak bergantung pada hitungan orang lain. Tidak lama kemudian, anak perempuannya yang masih kecil melihat perbuatan yang biasa dilakukan ayahnya itu. Dia lalu berusaha meniru sang ayah guna meringankan beban pekerjaan ayahnya itu. Karenanya, dia pun memasukkan batu ke dalam pot tersebut sebanyak-banyaknya hingga penuh.Beberapa saat kemudian, orang-orang yang lewat di depan rumah Nashruddin menanyakan padanya; berapa lama sudah mereka berpuasa. Nashruddin pun berkata kepada mereka, "Tunggu sebentar, akan kutunjukkan pada kalian jawaban yang benar." Tergopoh-gopoh, Nashruddin masuk ke
rumahnya dan membongkar pot itu serta menghitung jumlah batu yang ada di dalamnya.
Ternyata,jumlahnya bertambah hingga 120 batu.Dia berkata dalam hati, "Bila kukatakan dengan jujur jumlah batu yang ada dalam pot ini kepada mereka, tentu mereka akan menyangkaku bodoh.
Aku harus membaginya menjadi dua!". Kemudian, Nashruddin keluar menemui
mereka dan berkata, "Ini adalah hari ke-60 bulan Ramadhan...."
Mereka pun tertawa seraya berkata,"Mungkinkah jumlah hari bulan Ramadhan bertambah?" Nashruddin pun berkata, "Celaka kalian! Aku telah bantu kalian, namun kalian menghinaku. Andai kukatakan jumlah sebenarnya menurut hitungan batu yang ada dala mpot itu, maka hari ini adalah hari yang ke-120 bulan Ramadhan. Karena itu, terimalahdengan puas jawaban yang kusampaikan pada kalian; itulah yg terbaik bagi kalian."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MENJUAL TELUR
Suatu hari, terlintas dalam benak Nashruddin untuk berdagang. Lalu, dia membeli sejumlah besar telur dengan harga satu girish untuk setiap sembilan telurnya. Namun, dia men jualnya seharga satu girish untuk setiap sepuluh telurnya; lebih murah dari harga belinya.
Seseorang berkata kepadanya sembari mengejek, "Dagang macam apa itu, tak memberi
keuntungan!" Namun, Nashruddin malah menjawab, "Keuntungan bukanlah syarat dalam perdagangan.... Aku cukup senang bila temantemanku berkata bahwa aku adalah pedagang yang laris."
Sumber : Canda ala Sufi, Nashruddin oleh Nurul Huda Karim MR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar