
Maklum si Bos pengen nya kerjaan cepet selesai.
Tp, klo dipikir-pikir ada untungnya juga seh,.!.Uang hasil lemburan lumayan juga buat nambah penghasilan.Apalagi klo kita lagi butuh banyak duit jajan,biaya pacaran (hehehe...),atau buat nambahin uang bayar kontrakan yang lagi kepepet dan di kejar-kejar sama ibu kos, gara-gara sudah dua bulan ga bayar kontrakan,..bener,,ga,,..??.hohoho.
Namun, terlepas dari beberapa keuntungan diatas ,klo kita cermati kegiatan menambah jam kerja bisa berakibat buruk pada kesehatan, jika kita tidak mengimbanginya dengan istirahat yang cukup dan juga olah raga.Sama halnya pada seorang Workaholick yang selalu menghabiskan berjam-jam menghadapi pekerjaannya..
Kebanyakan orang lebih memilih untuk meneruskan pekerjaannya di kantor daripada membawanya kerumah, dengan alasan tingkat konsentrasi berkurang, lantaran dirumah ada beberapa hal yang menggangu , misalnya anak-anak,suara-suara berisik,televise dll.
Atau bisa jadi salah satu faktor lainnya adalah dikarenakan tidak adanya aktifitas lain dirumah yang begitu penting dan lebih memilih untuk melanjutkan pekerjaannya.
Maka dari itu mungkin salah satu trik yang menguntungkan adalah dengan cara melampiaskannya pada lembur kerja atau menambah jam kerja..
Ya,..dari pada bengong dirumah,..ga ngapa-ngapain, mending nerusin kerjaan,..dong,..!.
kerjaan cepet selesai,,,trus dapet duit,lg…!.wakakakak..
Okelah,..itu semua terserah kepada kita masing-masing untuk menyikapinya.
Namun terlepas dari semua itu ada baiknya juga memperhatikan kondisi kesehatan tubuh kita,ya ga…??
Sebuah penelitian yang dilakukan di
Rata-rata jam kerja dalam seminggu adalah 40 jam. Penelitian tersebut membuktikan, para pekerja yang memiliki jam kerja lebih lama dari standar biasanya mengalami masalah dalam kejiwaannya.
Tak hanya berpengaruh pada menurunnya kinerja, mental para pekerja pun bisa menjadi taruhannya. Seperti yang dikutip dari reuters, Dr. Marianna Virtanen, PhD sang peneliti dari Finnish Institute of Occupational Health and the University College London mengungkap bahwa waktu kerja yang panjang berpengaruh pada fungsi kognitif seseorang. Ia juga mengatakan bahwa bekerja lembur dikaitkan perilaku agresi, permusuhan, daya saing, tekanan psikologis, dan masalah tidur.
"Keseimbangan antara kerja, waktu luang, dan keluarga mungkin lebih penting bagi jantung ," kata pemimpin penelitian ini. Penelitian ini dipublikasikan secara online di European Heart Journal. Penelitian ini dibiayai British Heart Foundation dan U.S. National Institutes of Health.
Saat hal itu berlangsung lama, maka akan berpengaruh pada kesehatan jiwa para pekerja tersebut. Para pekerja yang memiliki jam kerja 55 jam mengalami penurunan kestabilan yang parah dalam
Pegawai di Jepang adalah contoh ekstrem pekerja workaholic yang menghabiskan 12 jam sehari untuk mengerjakan tugas kantor. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang memang tertinggi di dunia (2.450 jam per tahun).
Mereka menghabiskan berjam-jam mengerjakan tugas kantor sehingga menimbulkan efek samping seperti kelelahan, stres, kurang tidur, serangan jantung, bahkan stroke. Perdana Menteri Jepang Keizo Obuchi adalah salah satunya. Dia terkena stroke dan meninggal karena bekerja kelewat keras.
Oke,..deh,..Sob,..!. Selain banyak tugas dan tawaran upah yang lumayan menggiurkan,semoga kita juga tidak lupa untuk pandai mengatur pola hidup kita agar seimbang.,ya.!.
Oke,..deh,..Sob,..!. Selain banyak tugas dan tawaran upah yang lumayan menggiurkan,semoga kita juga tidak lupa untuk pandai mengatur pola hidup kita agar seimbang.,ya.!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar