
Subhanallah…!.
Luapan kegembiraan serta sukacita dikala Idul Fitri memang tak bisa kita pungkiri.
Tidak pandang bulu baik tua, muda, kaya, miskin, secara emosional semuanya sama-sama merasakan.Lebih-lebih bagi orang yang menjalankan puasa, karena semua itu adalah hadiah dari Allah SWT atas usaha-usahanya selama Ramadhan.
Namun,sementara itu tanpa kita sadari banyak prilaku kita yang kadang-kadang terlalu berlebihan dalam merayakannya.Seperti pada saat-saat menjelang penghujung Ramadhan indikasi ke arah tumbuh-suburnya beberapa perasaan dan sikap yang membawa pada penyusutan tatanan dan nilai-nilai ibadah kita yang sudah kita tanam selama menjalani masa penyucian diri.
Di mana masa-masa ini yang seharusnya kita memaksimalkan ‘panen’ amal kita di bulan suci Ramadhan justru malah disibukkan dengan aktifitas-aktifitas yang beraroma pamer, ujub, riya dan takabur. Berganti pakaian bagus menjelang suasana Idul Fitri merupakan tindakan yang baik guna menghibur diri kita menyambut hari kemenangan agar suasana kegembiraan bertambah semarak. Akan tetapi dengan bergantinya pakaian dan bertambahnya aksesoris yang kita kenakan tidak lantas menjadikan perasaan dan watak kita menjadi syum’ah (membangga-banggakan diri) di hadapan saudara-saudara kita yang kurang mampu.
Di mana masa-masa ini yang seharusnya kita memaksimalkan ‘panen’ amal kita di bulan suci Ramadhan justru malah disibukkan dengan aktifitas-aktifitas yang beraroma pamer, ujub, riya dan takabur. Berganti pakaian bagus menjelang suasana Idul Fitri merupakan tindakan yang baik guna menghibur diri kita menyambut hari kemenangan agar suasana kegembiraan bertambah semarak. Akan tetapi dengan bergantinya pakaian dan bertambahnya aksesoris yang kita kenakan tidak lantas menjadikan perasaan dan watak kita menjadi syum’ah (membangga-banggakan diri) di hadapan saudara-saudara kita yang kurang mampu.
Sudikah hati kita, jika kita menyaksikan saudara kita yang kurang mampu dari kita yang tertunduk ketika menatap kemilaunya perhiasan kita….?
Naudzubillah summa nau’dzubillah,..
Seperti yang di riwayatkan oleh hadist, setelah perang Badar ada perang besar yang dihadapi umat muslim, yakni memerangi hawa nafsu/penyakit hati. Masih sesuai hadis, wahana yang paling mudah untuk memerangi segala bentuk penyakit hati itu adalah berpuasa. Maka, Allah menjanjikan kesucian bagi mereka yang berhasil berpuasa dengan sempurna. Baginya fitrah; suci seperti mereka terlahir kembali--tak berlumurkan dosa. Surga buatnya.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar