Puisi ku untukmu
sudah habis,.. nona,(nyai,neng atau apalah sebutan mu,..!).
sudah habis,.. nona,(nyai,neng atau apalah sebutan mu,..!).
Mungkin ini sungai ku yang terakhir yang kutuangkan
untukmu,..
Dan mungkin setelah itu tak ada lagi ritual pemberhalaan untuk mu,..
Aku telah memilih untuk menggulung langit-langit ku,..
Sebab ia sudah terlalu lelah menggantung
doa,..
Sesungguhnya doa ku itu sederhana,.nona (nyai,neng atau apalah sebutan mu,.!).
Tak serumit Lebah ketika merebus madu,.
Aku hanya meminta sedikit isyarat hujan dari mu,..
untuk membuktikan bahwa kita sama-sama menguap, kemudian jatuh dan mengalir didalam satu kubangan percintaan,..
"Tp,.!.Ahhh,....sudahlah, lupakan saja,...!."
Sesungguhnya doa ku itu sederhana,.nona (nyai,neng atau apalah sebutan mu,.!).
Tak serumit Lebah ketika merebus madu,.
Aku hanya meminta sedikit isyarat hujan dari mu,..
untuk membuktikan bahwa kita sama-sama menguap, kemudian jatuh dan mengalir didalam satu kubangan percintaan,..
"Tp,.!.Ahhh,....sudahlah, lupakan saja,...!."
Sehari yang lalu aku terbang,.nona,(nyai,neng atau apalah sebutan mu,.!).
Menyantuni langit,..
Meminta kembali titipan-titipan ku,.
Yang kuselipkan seabad yang lalu,.
Persis ku tandai dengan
namamu,..
Sekarang aku kembali ke bumi,.nona,(nyai,neng atau apalah sebutan mu,!.).
Meratakan tubuhku dengan tanah,..
Lalu mengurai mimpi-mimpi itu,..
menjadi kelopak Melati, persis seperti bunga kesukaan mu itu,..
Dan kutabur di atas tanah basahku,.
Tak adalagi puisi ,..
Tak adalagi mimpi,nona, ,(nyai,neng atau apalah
sebutan mu,!.).
Aku lelah,.
Aku ingin tidur,..
Aku ingin tenang,..
Aku ingin tenang,nona...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar